1. KEMASAMAN TANAH
Pada daerah iklim Tropis Basah, pengasaman tanah adalah
proses alamiah (natural). Kemasaman tanah merupakan salah satu masalah utama
bagi pertumbuhan tanaman. Pada tanah bereaksi atau pH sangat
masam, yaitu pH lebih rendah dari 4,5, maka dalam sistem tanah akan terjadi
perubahan kimia sebagai berikut:
· Aluminium menjadi lebih larut dan beracun untuk tanaman.
· Sebagian besar hara tanaman menjadi kurang tersedia bagi tanaman,
sedangkan beberapa hara mikro menjadi lebih larut dan beracun.
Masalah-masalah ini tersebar luas di
daerah tropis basah yang telah mengalami pelapukan lanjut. Menurut Sanchez dan
Logan (1992), bahwa sepertiga dari daerah tropis, atau 1,7miliar hektar, adalah
tanah bereaksi asam dengan tingkat kelarutan aluminium cukup tinggi sehingga
menjadi racun bagi tanaman.
Ø Pengaruh
Negatif dari Kemasaman Tanah terhadap Tanaman
Kemasaman tanah dapat menyebabkan
permasalahan sebagai berikut:
· Penurunan ketersediaan unsur hara
bagi tanaman;
· Meningkatkan dampak unsur beracun;
· Penurunan hasil tanaman;
· Mempengaruhi fungsi penting biota
tanah yang bersimbiosis dengan tanaman seperti fiksasi nitrogen oleh Rhizobium.
Ø Kriteria
Kemasaman Tanah (pH)
Pengelompokan kemasaman tanah berbeda dengan pengelompokkan
terhadap sifat kimia tanah lain, karena untuk kemasaman tanah (pH) dikelompokkan
dalam enam kategori berikut:
- Sangat Masam untuk pH tanah lebih rendah dari 4,5
- Masam untuk pH tanah berkisar antara 4,5 s/d 5,5
- Agak Masam untuk pH tanah berkisar antara 5,6 s/d 6,5
- Netral untuk pH tanah berkisar antara 6,6 s/d 7,5
- Agak Alkalis untuk pH tanah berkisar antara 7,6 s/d 8,5
- Alkalis untuk pH tanah lebih besar dari 8,5.
2. SUMBER
KEMASAMAN TANAH
1.
Hujan asam karena adanya CO2,
SO2, SO3 diudara terlarut dalam air dan beraksi menjadi
asam karbonat, asam sulfit dan asam sulfat. Asam-asam ini akan menyebar
kesegala penjuru lewat selokan, anak sungai sungai, kembali lagi naik ke waduk,
dam kembali ke persawahan. Sumber gas-gas tersebut bisa karena letusan gunug
api, asap pembakaran hutan, pembakaran bahan bakar kendaraan bermotor, dan
pembakran-pembakaran lain yang sebagian besar mengahsilkan gas CO2 (misalnya
pembakaran sampah yang terjadi dimana-mana).
2.
Proses pembusukan bahan organik dalam
tanah, karena dalam tanah terjadi dekomposisi bahan organik oleh bakteri dan menghasilkan
asam.
3.
Jenis batuan yang memang bersifat asam
misalnya batuan sedimen yang berasal dari gunung berapi.
4.
Penggunaan pupuk ZA (Zwaqavelzuur
Amonia) yang rumus kimianya (NH4)2 SO4, ini
adalah sebenarnya garm yang berasal dar basa lemah NH4OH dengan asam kua H2SO4,
makan hasilnya H2O dan pupuk tadi.
5.
Mineral-mineral memiliki kecenderungan
untuk menyerap ion OH- dari air dan melepaskan H+ (asam).
Hal ini dijelaskan dengan berbagai teori, antara lain hidrolisis..
6.
Hasil dekomposisi oleh bakteri adalah
asam. Bakteri juga menghasilkan asam untuk membantu menghancurkan materi yang akan
didekomposisi.
7.
Jenis perairan wilayah. Contohnya pada
daerah Kalimantan, perairan masih bersifat asam (sudah diuji dengan berbagai
indikator), tidak heran sifat tanah di sana juga bersifat asam. Misalnya tanah gambut
dan sebagainya.
3. FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA
KEMASAMAN TANAH
1.
Air Hujan
Ada kekhawatiran tentang hujan asam,
tetapi hampir semua hujan adalah ber pH rendah (asam). Air Hujan murni yang
tidak mengandung bahan pencemar pada dasarnya adalah air distilasi. Air hujan
ini yang dalam kesetimbangan dengan atmosfer akan memiliki pH sekitar 5,6
karena pelarutan karbon dioksida di dalam air. Ketika air
hujan murni berada dalam kesetimbangan dengan karbon dioksida, maka konsentrasi
ion hidrogen yang dihasilkan menyebabkan pH 5,6.
2.
Respirasi Akar
Tanaman juga menghasilkan karbon
dioksida karena proses respirasi akar, dan selama periode pertumbuhan aktif
akar dapat menyebabkan karbon dioksida di tanah yang konsentrasinya lebih
tinggi beberapa kali dari di atmosfer, sehingga terjadi peningkatan jumlah karbon
dioksida terlarut dalam air tanah dan menyebabkan peningkatan keasaman tanah
atau pH menjadi lebih rendah.
3.
Pupuk
Karbon dioksida bukan satu-satunya
sumber ion hidrogen dalam tanah, namun. Pada tanah yang dikelola, pupuk dapat
menjadi sumber utama ion hidrogen.
Ø Faktor Pupuk (Pupuk Amonium dan Pupuk Mono Kalsium Fosfat).
a. Pupuk Amonium
Pupuk modern biasanya menggunakan
amonium sebagai sumber nitrogen, akan tetapi oksidasi ammonium dihasilkan ion
nitrat dan ion hidrogen sehingga menyebabkan pengasaman tanah.
b. Pupuk Mono Kalsium Fosfat
Monocalcium fosfat yang sering digunakan sebagai salah
satu komponen pupuk juga menjadi faktor penyebab terjadinya proses pengasaman
tanah (meskipun lebih rendah daripada amonium). Senyawa ini akan terhidrolisis
dalam air membentuk fosfat bikalsium dan Asam fosfat.
Asam fosfat terdisosiasi sangat cepat seiring dengan
peningkatan pH dari 3,0 menjadi lebih dari 7.0.
Secara umum ion hidrogen (H+) ketiga
tersebut akan terlarut pada pH di atas netral, sehingga tidak termasuk faktor
penyebab pengasaman tanah. Akan tetapi, kedua ion hidrogen ( H+) yang sudah
terlarut dalam kisaran pH tanah asam, termasuk faktor penyebab kemasaman tanah.
Ketika pupuk fosfor diberikan dalam
lubang tugal, maka H3PO4 terdisosiasi dalam tanah sehingga terjadi nilai pH
yang sangat rendah didekat pupuk tersebut. Tingkat keasaman ini akan secara
bertahap menyebar ke dalam tanah sekitar lokasi pupuk. Menurut Lindsay dan Stephenson
(1959), nilai pH 1,5 dapat ditemukan segera di zona sekitar pupuk tersebut.
Ø Faktor Reaksi Oksidasi yang Menghasilkan Ion Hidrogen
Semua reaksi oksidasi dalam tanah yang
menghasilkan ion hidrogen dapat menyebabkan terjadinya pengasaman tanah. Salah satu
reaksi pengasaman paling efektif adalah oksidasi sulfur anorganik. Belerang
biasanya digunakan jika tanah memiliki pH lebih tinggi dari yang diinginkan,
sehingga diperlukan upaya penurunan pH tanah. Misalnya, Reaksi oksidasi pirit
yang terjadi pada tanah rawa yang diangkat sehingga terjadi reaksi oksidasi
dari pirit tanah tersebut.
Setiap ion S dihasilkan 2 ion Hidrogen.
4.
Bahan Organik
Berbagai macam Bahan Organik juga dapat
menyebabkan pengasamkan tanah. Kemampuan pengasamannya tergantung pada jenis
tanaman sebagai sumber bahan organik tersebut. Beberapa
tanaman mengandung asam organik dalam jumlah yang sangat berbeda dengan tanaman
lainnya. Asam
organik hasil dekomposisi bahan organik menyebabkan pengasaman tanah. Bahan organik
yang berasal dari tanaman dengan kandungan basa-basa rendah juga menyebabkan
terjadinya sedikit pengasaman tanah. Bahan organik yang berasal dari tanaman
dengan kandungan basa-basa kurang mencukupi kebutuhan mikrobia
pendekomposernya, menyebabkan mikrobia tersebut menyerap basa-basa keperluannya
dari sistem tanah, sehingga basa-basa tanah seperti kalsium dan magnesium
terkuras dari tanah maka menyebabkan terjadinya pengasaman tanah.
5.
Tanaman
Pertumbuhan tanaman juga berkontribusi
dalam pengasaman tanah, proses penyerapan hara utama (kalium, kalsium dan
magnesium) disertai pertukaran dengan ion hidrogen sehingga menyebabkan
terjadinya pengasaman tanah. Jenis Tanaman tertentu juga mempengaruhi pengasaman
tanah. Contohnya adalah tanaman Legumninosa. Selama masa pertumbuhan tanaman
Leguminosa terjadi penyerapan anion dan kation dengan perbandingan yang tidak
seimbang, sehingga lebih mengasamkan tanah. Tanaman leguminosa menyerap hara nitrogen dari hasil fiksasi
mikrobia yang bersimbiosis dengannya. Tanaman non-leguminosa menyerap nitrogen
dari sistem tanah dan penyerapan ini dalam kondisi yang seimbang dengan
penyerapan kation-kation basa, sehingga lebih sedikit pertukaran dengan ion
hidrogen, maka sedikit menyebabkan pengasaman tanah.
6.
Hujan Asam
Hujan asam juga memberikan kontribusi
dalam proses pengasaman tanah. Dalam sistem tanah kontribusi dari hujan asam
relatif rendah dibandingkan dengan pengaruh dari pasir sesquioxida yang
bersifat sangat asam yang kapasitas tukar kation sangat rendah. Akan tetapi
banyak tanaman sangat peka terhadap pengaruh dari hujan asam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar