ANALISIS
KADAR AIR TANAMAN
OLEH
:
HANISA
DESY ARIANI
E1A209007
AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMBUNG
MANGKURAT
BANJARBARU
2010
PENDAHULUAN
Dalam
keadaan kesulitan bahan pangan dan air, manusia mungkin dapat tahan hidup tanpa
makan selama lebih dari 2 bulan, tetapi minum air ia akan meninggal dunia dalam
waktu kurang dari seminggu.
Kandungan
air beberapa bahan makanan yang umum seperti terlihat pada Tabel 1 menunjukkan
bahwa banyaknya air dalam suatu bahan tidak dapat ditentukan dari keadaan fisik
bahan tersebut. Misalnya buah nanas seakan – akan mempunyai kandungan air yang
lebih besar dari pada kol, kandungan air pada susu lebih besar dari kacang
hijau, sedangkan pada susu bubuk dan terigu seakan–akan tidak mengandung air.
Tabel
1. Kandungan air beberapa komoditi
Bahan
|
Kadar air
|
Tomat
|
94%
|
Semangka
|
97%
|
Kol
|
92%
|
Nanas
|
85%
|
Kacang hijau
|
90%
|
Susu sapi
|
88%
|
Ikan teri kering
|
38%
|
Daging sapi
|
66%
|
Roti
|
36%
|
Buah kering
|
28%
|
Susu bubuk
|
14%
|
Tepung terigu
|
12%
|
Sampai
sekarang belum diperoleh suatu istilah yang tepat untuk air yang terdapat dalam
bahan makanan. Istilah yang umumnya dipakai hingga sekarang ini adalah ‘air
terikat’ (bound water). Walaupun sebenarnya istilah ini kurang tepat kerena
keterikatan air dalam bahan berbeda – beda bahkan ada yang terikat. Karena itu,
istilah air terikat ini dianggap sebagai suatu sistem yang mencakup air yang
mempunyai derajat keterikatan berbeda – beda dalam bahan.
Menurut
derajat keterikatan air, air terikat dapat dibagi atas empat tipe, yaitu:
1.
Molekul – molekul air
membentuk ikatan hydrogen dengan molekul air lain.
2.
Molekul air yang
terikat pada molekul – molekul lain melalui suatu ikatan hidrogen yang
berenergi besar.
3.
Molekul yang secara
fisik terikat dalam jaringan matrik. Dalam membrane, kapiler, serat dan lain –
lainnya.
4.
Molekul yang tidak
terikat dalam suatu bahan.
Sedangkan pada tanaman berat basah
adalah berat bahan mula – mula. Berat kering adalah berat bahan setelah
dilakukan pengeringan. Pengeringan ini dapat dilakukan dengan cara mengoven
bahan sehingga seluruh airnya menguap. Saat air menguap, otomatis berat bahan
akan berkurang. Jumlah pengurangan ini dianggap sebagai selisih antar berat
basah dan berat kering. Perbandingan dari pengurangan berat dan berat awal inilah
yang kemudian diubah menjadi persen dan kadar air ditemukan. Pada organ
tumbuhan, kadar air sangat bervariasi, tergantung dari jenis tumbuhan, struktur
dan usia dari jaringan organ. Pada tumbuhan herba, salah satunya Spinacia oleraceae (bayam) yang tidak
memiliki kambium, tumbuhan dapat tegak sepenuhnya hanya karena tekanan turgor.
Tekanan turgor ini disebabkan oleh kandungan air, sehingga kadar air yang
tinggi didominasi oleh batang.
Tujuan praktikum adalah agar mahasiswa
dapat mengetahui kadar air pada organ tanaman.
BAHAN DAN METODE
Bahan dan Alat
Bahan
1. Buah
mahkota dewa
2. Daun
mahkota dewa
3. Akar
kangkung
4. Batang
kangkung
Alat
1. Cawan
porselin
2. Oven
3. Desikator
4. Neraca
analitik (timbangan)
5. Pisau
6. Mortal
dan
7. Pestle
Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada hari
Rabu tanggal 3 November 2010 pada pukul 14.00 – 15.00 Wita. Bertempat di
Laboratorium Analisis Kimia Fakultas Pertanian Universitas Lambung Mangkurat
Banjarbaru.
Prosedur Kerja
1.
Mencuci cawan porselin
dan mengovennya selama 2,5 jam lalu didinginkan dalam desikator dan
menimbangnya sebagai berat cawan.
2.
Potong buah mahkota
dewa dengan pisau.
3.
Setelah dipotong,
haluskan buah mahkota dewa dengan menggunakan alat mortal dan pastle.
4.
Setelah dihaluskan,
timbang sampel sebanyak 5 gr dalam cawan porselin.
5.
Dioven dengan suhu 700
dalam 19 jam, dari jam 15.00 – 10.00 Wita.
6.
Sampel didinginkan
dalam cawan porselin sebelum ditimbang.
7.
Kemudian sampel
ditimbang sebagai berat akhir.
8.
Lakukan perhitungan
untuk mendapatkan berapa kandungan air yang dimiliki oleh buah mahkota dewa.
HASIL
DAN PEMBAHASAN
Hasil
Hasil
praktikum kali ini adalah sebagai berikut :
Hasil
cawan No. 5 perhitungannya adalah sebagai berikut :
Dik : Berat sampel awal = 5,0851 gr
Berat cawan = 11,1435 gr
Berat sampel akhir + cawan = 11,8139 gr
Dit : KA (kadar air) = . . . . . . ?
Jawab :
Berat
sampel akhir = 11,8139 gr – 11,1435 gr = 0,6704 gr
Jadi,
nilai KA = berat sampel awal – berat sampel akhir X 100%
berat
sampel
= 5,0851 gr – 0,6704
gr X 100%
5,0851 gr
= 4,4147
gr
X 100%
5,0851 gr
= 0,86816385 X
100%
= 86,816385%
Hasil
cawan No. 3 perhitungannya adalah sebagai berikut :
Dik : Berat sampel awal = 5,0824 gr
Berat cawan = 26,5675 gr
Berat sampel akhir + cawan = 27,2347 gr
Dit : KA (kadar air) = . . . . . . ?
Jawab :
Berat
sampel akhir = 27,2347 gr – 26,5675 gr = 0,6672 gr
Jadi,
nilai KA = berat sampel awal – berat sampel akhir X 100%
berat
sampel
= 5,0824 gr – 0,6672
gr X 100%
5,0824 gr
= 4,4152
gr
X 100%
5,0824 gr
= 0,86872344 X
100%
= 86,872344%
Pembahasan
Bahan yang diuji dan diamati pada praktikum ini adalah
buah mahkota dewa. Tujuannya untuk mengetahui seberapa banyak kandungan kadar
air pada buah mahkota dewa tersebut. Pada buah mahkota dewa ini banyak memiliki
kandungan air. Oleh sebab itu, buah mahkota dewa ini perlu untuk diamati. Serta
di kampus Fakultas Pertanian UNLAM ada memiliki tanaman mahkota dewa ini,
sehingga sangatlah mudah untuk mendapatkan bahan buah mahkota dewa ini.
Pada
buah mahkota dewa yang akan diuji, pertama – tama yang dilakukan yaitu dengan
cara menghaluskan buah, lalu di oven pada suhu 70 0C selama 19 jam. Fungsi
dari pengovenan bahan agar bahan tersebut menjadi kering. Keringnya bahan
tersebut dikarenakan air pada buah tersebut menguap, setelah menguap air pada
buah tersebut menjadi berkurang. Berkurangnya air pada buah disebut dengan
sempel akhir. Oleh sebab itu kita perlu mengurangkan antara berat sampel awal
dan berat sampel akhir. Setelah didapatkan selisih barulah kita dapat
mengubahnya kedalam persen. Setelah dirubah kedalam persen barulah kita dapat
mengetahui seberapa besar kandungan kadar air yang dimiliki oleh buah mahkota
dewa.
Maka
hasil praktikum dapat diketahui bahwa kandungan kadar air yang dimiliki pada
buah mahkota dewa, mengandung kadar air yang banyak sekitar 86% yaitu, pada
cawan No 5 KA = 86.816385% dan pada cawan No 3 KA = 86,872344%. Pada organ
tumbuhan, kadar air sangat bervariasi tergantung dari jenis tumbuhan, struktur
tumbuhan serta usia dari jaringan organ tumbuhan tersebut. Jadi, mungkin saja
pada buah mahkota dewa ini banyak mengandung kadar air. Tetapi, pada daun dan
batangnya kurang atau hanya sedikit mengandung kadar air.
Berdasarkan
pengamatan yang telah dilakukan, buah mahkota dewa ini banyak memiliki
kandungan air. Akan tetapi, yang jadi pertanyaan apakah buah mahkota dewa ini
setara dengan bahan – bahan yang memiliki kadar air yang banyak juga seperti
bahan – bahan yang ada pada tabel 1. Serta apakah dapat dinikmati juga secara
langsung seperti kita mangkonsumsi buah tomat, semangka, nanas dan lain – lain.
KESIMPULAN
DAN SARAN
Kesimpulan
1. Berat
basah adalah berat bahan mula – mula.
2. Berat
kering adalah berat bahan setelah dilakukan pengeringan.
3. Pengeringan
dapat dilakukan dengan cara mengoven bahan sehingga seluruh airnya menguap.
Saat air menguap, otomatis berat bahan akan berkurang. Jumlah pengurangan ini
dianggap sebagai selisih antar berat basah dan berat kering. Perbandingan dari
pengurangan berat dan berat awal inilah yang kemudian diubah menjadi persen dan
kadar air ditemukan.
4. Dari
hasil praktikum kandungan kadar air pada buah mahkota dewa yaitu pada cawan No
5 KA = 86.816385% dan pada cawan No 3 KA = 86,872344%.
Saran
Saran kami adalah sebaiknya pada saat melakukan praktikum, kita
harus lebih teliti agar tidak terjadi kekeliruan dalam melakukan prosedur
kerja. Sebab, dalam praktikum ini memerlukan tingkat ketelitian yang tinggi,
agar hasil yang diperoleh menjadi lebih akurat.
DAFTAR
PUSTAKA
Ellya,
H. 2009. Analisis Kadar Air Tanaman. http://leeyaa-leeyaa.blogspot.com/
Diakses
pada tanggal 03 November 2010.
Harmanto,
N. 2001. Sehat Dengan Ramuan Tradisional
Mahkota Dewa. PT Agromedia
Pustaka. Tangerang.
Safuan, 2008. Manfaat Mahkota Dewa. http://safuan.wordpress.com
Diakses pada
tanggal 11 November 2010.
Sirajuddin, T. 2010. Kadar Air pada Organ Tanaman Monokotil.
PT Gramedia.
Jakarta.