17/06/12

Laporan Praktikum Biokimia Tanaman


ANALISIS KADAR AIR TANAMAN




OLEH :
HANISA DESY ARIANI
E1A209007
AGROEKOTEKNOLOGI





FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
2010



PENDAHULUAN
Dalam keadaan kesulitan bahan pangan dan air, manusia mungkin dapat tahan hidup tanpa makan selama lebih dari 2 bulan, tetapi minum air ia akan meninggal dunia dalam waktu kurang dari seminggu.
Kandungan air beberapa bahan makanan yang umum seperti terlihat pada Tabel 1 menunjukkan bahwa banyaknya air dalam suatu bahan tidak dapat ditentukan dari keadaan fisik bahan tersebut. Misalnya buah nanas seakan – akan mempunyai kandungan air yang lebih besar dari pada kol, kandungan air pada susu lebih besar dari kacang hijau, sedangkan pada susu bubuk dan terigu seakan–akan tidak mengandung air.
Tabel 1. Kandungan air beberapa komoditi
Bahan
Kadar air
Tomat
94%
Semangka
97%
Kol
92%
Nanas
85%
Kacang hijau
90%
Susu sapi
88%
Ikan teri kering
38%
Daging sapi
66%
Roti
36%
Buah kering
28%
Susu bubuk
14%
Tepung terigu
12%

Sampai sekarang belum diperoleh suatu istilah yang tepat untuk air yang terdapat dalam bahan makanan. Istilah yang umumnya dipakai hingga sekarang ini adalah ‘air terikat’ (bound water). Walaupun sebenarnya istilah ini kurang tepat kerena keterikatan air dalam bahan berbeda – beda bahkan ada yang terikat. Karena itu, istilah air terikat ini dianggap sebagai suatu sistem yang mencakup air yang mempunyai derajat keterikatan berbeda – beda dalam bahan.
Menurut derajat keterikatan air, air terikat dapat dibagi atas empat tipe, yaitu:
1.        Molekul – molekul air membentuk ikatan hydrogen dengan molekul air lain.
2.        Molekul air yang terikat pada molekul – molekul lain melalui suatu ikatan hidrogen yang berenergi besar.
3.        Molekul yang secara fisik terikat dalam jaringan matrik. Dalam membrane, kapiler, serat dan lain – lainnya.
4.        Molekul yang tidak terikat dalam suatu bahan.
Sedangkan pada tanaman berat basah adalah berat bahan mula – mula. Berat kering adalah berat bahan setelah dilakukan pengeringan. Pengeringan ini dapat dilakukan dengan cara mengoven bahan sehingga seluruh airnya menguap. Saat air menguap, otomatis berat bahan akan berkurang. Jumlah pengurangan ini dianggap sebagai selisih antar berat basah dan berat kering. Perbandingan dari pengurangan berat dan berat awal inilah yang kemudian diubah menjadi persen dan kadar air ditemukan. Pada organ tumbuhan, kadar air sangat bervariasi, tergantung dari jenis tumbuhan, struktur dan usia dari jaringan organ. Pada tumbuhan herba, salah satunya Spinacia oleraceae (bayam) yang tidak memiliki kambium, tumbuhan dapat tegak sepenuhnya hanya karena tekanan turgor. Tekanan turgor ini disebabkan oleh kandungan air, sehingga kadar air yang tinggi didominasi oleh batang.
Tujuan praktikum adalah agar mahasiswa dapat mengetahui kadar air pada organ tanaman.
BAHAN DAN METODE
Bahan dan Alat
Bahan
1. Buah mahkota dewa
2. Daun mahkota dewa
3. Akar kangkung
4. Batang kangkung
Alat
1.    Cawan porselin
2.    Oven
3.    Desikator
4.    Neraca analitik (timbangan)
5.    Pisau
6.      Mortal dan
7.      Pestle
Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 3 November 2010 pada pukul 14.00 – 15.00 Wita. Bertempat di Laboratorium Analisis Kimia Fakultas Pertanian Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru.
Prosedur Kerja
1.        Mencuci cawan porselin dan mengovennya selama 2,5 jam lalu didinginkan dalam desikator dan menimbangnya sebagai berat cawan.
2.        Potong buah mahkota dewa dengan pisau.
3.        Setelah dipotong, haluskan buah mahkota dewa dengan menggunakan alat mortal dan pastle.
4.        Setelah dihaluskan, timbang sampel sebanyak 5 gr dalam cawan porselin.
5.        Dioven dengan suhu 700 dalam 19 jam, dari jam 15.00 – 10.00 Wita.
6.        Sampel didinginkan dalam cawan porselin sebelum ditimbang.
7.        Kemudian sampel ditimbang sebagai berat akhir.
8.        Lakukan perhitungan untuk mendapatkan berapa kandungan air yang dimiliki oleh buah mahkota dewa.

HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Hasil praktikum kali ini adalah sebagai berikut :
Hasil cawan No. 5 perhitungannya adalah sebagai berikut :
Dik      : Berat sampel awal = 5,0851 gr
              Berat cawan = 11,1435 gr
              Berat sampel akhir + cawan = 11,8139 gr
Dit       : KA (kadar air) = . . . . . . ?
Jawab  :
Berat sampel akhir = 11,8139 gr – 11,1435 gr = 0,6704 gr
Jadi, nilai KA = berat sampel awal – berat sampel akhir X 100%
                                                berat sampel
                        = 5,0851 gr – 0,6704 gr X 100%
                                    5,0851 gr
                        = 4,4147 gr X 100%
                           5,0851 gr
                        = 0,86816385 X 100%
                        = 86,816385%
Hasil cawan No. 3 perhitungannya adalah sebagai berikut :
Dik      : Berat sampel awal = 5,0824 gr
              Berat cawan = 26,5675 gr
              Berat sampel akhir + cawan = 27,2347 gr
Dit       : KA (kadar air) = . . . . . . ?
Jawab  :
Berat sampel akhir = 27,2347 gr – 26,5675 gr = 0,6672 gr
Jadi, nilai KA = berat sampel awal – berat sampel akhir X 100%
                                                berat sampel
                        = 5,0824 gr – 0,6672 gr X 100%
                                    5,0824 gr
                        = 4,4152 gr X 100%
                           5,0824 gr
                        = 0,86872344 X 100%
                        = 86,872344%
Pembahasan
Bahan yang diuji dan diamati pada praktikum ini adalah buah mahkota dewa. Tujuannya untuk mengetahui seberapa banyak kandungan kadar air pada buah mahkota dewa tersebut. Pada buah mahkota dewa ini banyak memiliki kandungan air. Oleh sebab itu, buah mahkota dewa ini perlu untuk diamati. Serta di kampus Fakultas Pertanian UNLAM ada memiliki tanaman mahkota dewa ini, sehingga sangatlah mudah untuk mendapatkan bahan buah mahkota dewa ini.
Pada buah mahkota dewa yang akan diuji, pertama – tama yang dilakukan yaitu dengan cara menghaluskan buah, lalu di oven pada suhu 70 0C selama 19 jam. Fungsi dari pengovenan bahan agar bahan tersebut menjadi kering. Keringnya bahan tersebut dikarenakan air pada buah tersebut menguap, setelah menguap air pada buah tersebut menjadi berkurang. Berkurangnya air pada buah disebut dengan sempel akhir. Oleh sebab itu kita perlu mengurangkan antara berat sampel awal dan berat sampel akhir. Setelah didapatkan selisih barulah kita dapat mengubahnya kedalam persen. Setelah dirubah kedalam persen barulah kita dapat mengetahui seberapa besar kandungan kadar air yang dimiliki oleh buah mahkota dewa.  
Maka hasil praktikum dapat diketahui bahwa kandungan kadar air yang dimiliki pada buah mahkota dewa, mengandung kadar air yang banyak sekitar 86% yaitu, pada cawan No 5 KA = 86.816385% dan pada cawan No 3 KA = 86,872344%. Pada organ tumbuhan, kadar air sangat bervariasi tergantung dari jenis tumbuhan, struktur tumbuhan serta usia dari jaringan organ tumbuhan tersebut. Jadi, mungkin saja pada buah mahkota dewa ini banyak mengandung kadar air. Tetapi, pada daun dan batangnya kurang atau hanya sedikit mengandung kadar air. 
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan, buah mahkota dewa ini banyak memiliki kandungan air. Akan tetapi, yang jadi pertanyaan apakah buah mahkota dewa ini setara dengan bahan – bahan yang memiliki kadar air yang banyak juga seperti bahan – bahan yang ada pada tabel 1. Serta apakah dapat dinikmati juga secara langsung seperti kita mangkonsumsi buah tomat, semangka, nanas dan lain – lain.

KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
1.    Berat basah adalah berat bahan mula – mula.
2.    Berat kering adalah berat bahan setelah dilakukan pengeringan.
3.    Pengeringan dapat dilakukan dengan cara mengoven bahan sehingga seluruh airnya menguap. Saat air menguap, otomatis berat bahan akan berkurang. Jumlah pengurangan ini dianggap sebagai selisih antar berat basah dan berat kering. Perbandingan dari pengurangan berat dan berat awal inilah yang kemudian diubah menjadi persen dan kadar air ditemukan.
4.    Dari hasil praktikum kandungan kadar air pada buah mahkota dewa yaitu pada cawan No 5 KA = 86.816385% dan pada cawan No 3 KA = 86,872344%.

Saran
Saran kami adalah sebaiknya pada saat melakukan praktikum, kita harus lebih teliti agar tidak terjadi kekeliruan dalam melakukan prosedur kerja. Sebab, dalam praktikum ini memerlukan tingkat ketelitian yang tinggi, agar hasil yang diperoleh menjadi lebih akurat. 
DAFTAR PUSTAKA
Ellya, H. 2009. Analisis Kadar Air Tanaman. http://leeyaa-leeyaa.blogspot.com/
Diakses pada tanggal 03 November 2010.
Harmanto, N. 2001. Sehat Dengan Ramuan Tradisional Mahkota Dewa. PT Agromedia Pustaka.                       Tangerang.
Safuan, 2008. Manfaat Mahkota Dewa. http://safuan.wordpress.com
            Diakses pada tanggal 11 November 2010.
Sirajuddin, T. 2010. Kadar Air pada Organ Tanaman Monokotil. PT Gramedia.
Jakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar